Pages

Subscribe:

Rabu, 29 Mei 2013

JANGAN MAU DI ADU DOMBA !!!

INDONESIA Vs Malaysia :


"Jika kamu ingin menghancurkan
sebuah
wilayah/bangsa, bagaimana kamu
melakukanya?"
Jawabannya ada 2 cara,,,

"Cara pertama adalah kami datang
mengebom
daerah itu dan seterusnya, tapi itu
tidak efisien.,

Dan cara yang paling tepat adalah
(yang kedua)
yaitu membuat mereka
menghancurkan dirinya
sendiri dengan memecah belah
satu sama lain,
lalu kami memberikan dukungan
pada keduanya
dan memiliki agen di kedua belah
pihak yang
memanas-manasi keduanya,
sehingga mereka
saling menghina, menyakiti,
membunuh dan
menghancurkan satu sama lain,
ketika mereka
berdua hancur maka kamilah
pemenangnya."

Sahabatku , sampai saat ini
INDONESIA dengan ISLAM &
PANCASILA-nya
terlalu kuat untuk dipecah belah
oleh ZIONIS,
namun tetap ada celah yang
menjadi sisi
strategis bagi mereka untuk
mudah
menghancurkan kita, yaitu :

MEMBUAT KITA TERPENGARUH
UNTUK
MEMERANGI SAUDARA KITA SENDIRI
MALAYSIA

Dengan membuat isu-isu palsu dan
keributan
yang dibuat-buat sehingga
menimbulkan
kebencian antara kita.

Sahabatku, cukuplah Iraq,
Afganistan, Yaman,
Suriah yang menjadi korban dari
ADU DOMBA
ZIONIS!!

Jangan sampai INDONESIA dan
MALAYSIA jadi
korban berikutnya..!!!
Tolong jangan bantu ZIONIS untuk
memperlancar aksinya dengan
menebar isu-isu
palsu...

Jika INDONESIA-MALAYSIA bersatu
disitulah
kekuatan ASIA MUSLIM TERBESAR DI
DUNIA.
Katakan pada DUNIA bahwa :

"KITA TAK MUDAH DI ADU
DOMBA..!!!"

Selasa, 21 Mei 2013

UFC Akan Dipertandingkan di Indonesia

UFC Akan Dipertandingkan  di Indonesia
Kabar terbaru, UFC yang di tahun 2002 ditayangkan di stasiun televisi TPI, kini bukan lagi sekedar ditayangkan, bahkan akan dipertandingkan di Indonesia. Rencana pertandingan UFC tersebut merupakan kerja sama antara MNC Media dengan UFC. Rencana ini adalah bagian dari rencana UFC untuk memasuki pasar Asia, yang penyelenggaraannya di Indonesia bekerja sama dengan MNC Media. Beberapa rencana tambahan pada kerja sama ini adalah menjadikan Indonesia sebagai salah satu tuan rumah pada ajang UFC di masa mendatang.
Kedua pihak juga menjalankan acara Fighter Development Program untuk memajukan bidang olahraga ini dan menciptakan petarung Mixed Martial Arts (MMA) kelas dunia dari Indonesia. Dengan program ini, para peserta terpilih akan dikirim ke Amerika Serikat untuk mendapatkan pelatihan dari pelatih MMA kelas dunia agar dapat tampil pada pertarungan UFC di masa depan.
UFC, Layakkah Disebut Sebagai Olah Raga?
Sebelumnya saya coba mengutip judul artikel “Olah Raga Tinju, Masih Layakkah Dipertontonkan?”, yang ditulis oleh kompasianer Juru Martani. Ada lagi artikel serupa berjudul “Tinju, Masih Layakkah Disebut Olahraga?” yang ditulis oleh kompasianer Edy Priyono. Kedua artikel tersebut dilatar belakangi oleh meninggalnya seorang petinju muda asal Lampung Tubagus Setia Sakti diatas ring, ketika bertarung melawan Ical Tobida  dalam Kejuaraan Nasional Ad Interim Versi KTPI yang di gelar di Jakarta.
Kejadian tersebut memang bisa disebabkan oleh faktor human, misalnya kondisi fisik atau stamina yang kurang fit pada atlet sebelum bertanding. Namun tak dapat disangkal, bahwa tinju memang merupakan olahraga yang sarat risiko. Pukulan yang dihunjamkan dapat mengenai setiap anggota badan lawan tanding. Pukulan yang mengarah ke kepala, akan sangat fatal akibatnya jika mengenai bagian dagu atau rahang. Dagu dan rahang adalah bagian terlemah dalam pertandingan tinju. Saya jadi teringat dengan petinju muda berbakat yang disebut-sebut akan menjadi juara Indonesia, yaitu Muhammad Alfarizi. Gaya bertinju Alfarizi sangat menarik ditonton dan kombinasi pukulannya komplit. Bahkan ada yang menyebut gaya betinju Alfarizi mirip-mirip Nasem Hamed. Namun akhirnya Alfarizi juga meninggal setelah bertarung melawan Kong Thawat Ora dari Thailand (tahun 2000). Alfarizi adalah petinju yang bagus, tapi sangat lemah pada bagian dagu dan rahang.
Nah, jika olah raga tinju saja dipertanyakan kelayakannya untuk dipertontonkan, bahkan dipertanyakan pula apakah termasuk olah raga atau bukan, maka pertanyaan yang lebih tajam layak ditujukan pada pertarungan UFC. Dilihat dari cara bertarung yang mengkombinasikan berbagai aliran bela diri, yang artinya memungkinkan berbagai teknik serangan digunakan, maka UFC ini jauh lebih beresiko dibandingkan dengan tinju. Hanya memang jumlah rondenya lebih sedikit dibandingkan dengan tinju.
Tapi yang sangat terasa ketika menonton pertandingan UFC adalah kesan “kengerian” ketika pertarungan berakhir dengan teknik pertarungan di bawah (submission grappling takedowns). Setelah lawan berhasil dijatuhkan, maka serangan masih boleh dilanjutkan dengan pukulan ke arah kepala, mengunci dengan tangan atau pun kaki. Ini yang mengerikan. Petarung yang yang berada di bawah, akan sulit bertahan atau menangkis jika diserang dengan pukulan yang bertubi-tubi. Maka tak jarang petarung tersebut akan berlumuran darah terkena pukulan yang bertubi-tubi. “Kengerian” berikutnya adalah ketika menyaksikan teknik kuncian yang mematikan. Kuncian di UFC bukan seperti di judo atau jujitsu, yang akan segera dipisah oleh wasit jika sudah menghasilkan angka. Di UFC, kita akan melihat kuncian dalam waktu yang lama, sampai salah satu petarung melakukan tap atau menyerah. Saya pernah menonton UFC (waktu itu saya menonton Royce Grazie), ketika lawan Grazie terkena teknik kuncian, saya sempat berpikir tangannya atau kakinya akan patah. Terakhir, yang lebih mengerikan adalah bahwa UFC mengijinkan kuncian dengan sasaran pada leher. Kuncian ini terlihat seolah seperti mencekik leher. Akibatnya memang seperti kalau dicekik, sulit bernafas, dan akhirnya harus menyerah.
Ketika menonton UFC di TPI waktu itu (tahun 2002), saya memang cukup menikmatinya. Mungkin karena melihat hal yang baru dan seru, yang belum pernah saya lihat sebelumnya. Tapi kini, seiring dengan bertambahnya usia, saya mulai memikirkan hal yang lebih luas. Bukan lagi kesenangan ketika menonton pertandingan bela diri yang keras, tapi lebih pada esensi bela diri yang sebenarnya. Saya ingin tetap mengambil esensi bela diri sebagai olah raga, seni dan pembinaan mental. Saya teringat, bahwa kyokushin karate yang dikembangkan oleh Mas Oyama, pernah dianggap “bukan karate” oleh aliran-aliran karate yang ada saat itu, karena sistem full contact kumite yang digunakannya. Padahal di kyokushin juga sarat dengan filsafat dan prinsip bela diri yang tinggi.
Kini UFC akan ditayangkan lagi di RCTI. Kali ini saya tidak akan menikmatinya lagi. Saya menilai UFC memang sebuah tontonan yang menarik, tapi tidak lagi sebagai olah raga yang menekankan fair play dan sportivitas. Ketika nantinya para atlet atau praktisi bela diri dari berbagai aliran memutuskan untuk ikut mendaftar di ajang yang diselenggarakan oleh MNC Media tersebut, apakah yang terpikir oleh calon petarung tersebut? Apakah ia masih meyakini prinsip-prinsip bela diri sebagaimana yang disumpahkannya setiap mengawali latihannya? Kepada KPI (Komisi Penyiaran Indonesia), bagaimana kebijakannya terhadap penayangan pertarungan UFC ini? Apakah akan dilarang, sebagaimana smackdown (WWE) yang pernah dilarang oleh KPI? Atau diperbolehkan dengan pembatasan?
Dalam hal rencana akan dipertarungkannya UFC di Indonesia, faktor keselamatan petarung adalah hal paling utama yang harus diperhatikan. Jangan karena mengejar rating dari bisnis pertunjukan UFC ini, faktor keselamatan petarung jadi terabaikan. Di sisi lain, pengaruhnya terhadap tumbuhnya budaya kekerasan juga harus diperhatikan. Inilah yang terjadi ketika KPI memutuskan melarang penayangan smackdown ketika itu.

Sabtu, 18 Mei 2013

Pengertian TechDeck & Trik-trik Cara Dalam Bermain Tech Deck




 Fingerboard adalah versi miniatur dari skateboard. Ia adalah sama sebagai bentuk skateboard, tetapi hanya 96 millimeters panjang, dan dengan itu lebih sederhana, terdiri dari papan, pegangan-tape, dua truk, roda empat.

J berbagai fingerboards ada. Di satu ujung spektrum, ada Collectibles yang biasanya tidak memiliki pegangan tape pada bagian atas dan samping hampir sepenuhnya dibuat dari plastik. Biasanya ini dianggap sebagai tidak cocok untuk fingerboarding serius, karena setiap bagian (baut, axles, dan sebagainya) tidak dapat dilepas.

Utama yang lain dari kelas yang mewakili Fingerboard asli lebih setia salinan biasa skateboard. Ini terdiri dari kayu yang sebagian besar (walaupun beberapa termasuk plastik keras), memiliki daya cengkeram-tape, dan secara umum sangat mirip dengan ukuran penuh skateboards. Hal ini dimungkinkan untuk menyalin asli trik skateboard dengan jari dan penggunaan ini khusus boards. Ini juga lebih tahan lama, dan biasanya lebih mudah digunakan.

Fingerboarding sebagai lembaga dikatakan telah dimulai di Jerman dengan kedatangan dari Fingerboard championships. Ada juga sejumlah tuts piano profesional banyak dari mereka juga mendukung dan manufaktur produk-produk mereka sendiri seperti Martin Winkler.


Fingerboard miniatur ramps props dan ada juga yang melahirkan seorang tajam ke persamaan asli skateboard ramps. Fingerskating atau fingerboarding dapat dilakukan tangan kiri atau kanan. .
 

Cara ollie 6 langkah:

1. Letakkan jari telunjuk Anda di suatu tempat antara hidung (depan) dari papan dan logo. Semakin jauh ke arah hidung Anda meletakkan jari Anda, semakin banyak kendali Anda akan memiliki Ollie Anda. Semakin jauh ke logo Anda meletakkan jari Anda, semakin tinggi akan Ollie. Kompromi yang baik akan mengenai pada baut, untuk yang lebih serbaguna Ollie.

2. Letakkan jari tengah pada ekor (belakang) dari papan.

3. Cukup menekan keras pada ekor dengan jari tengah. Hidung akan naik ke udara, tetapi jangan gerakkan jari tengah. Jauhkan papan dengan cara ini. Hal ini disebut sebagai "Pop" dan tidak perlu trik, tapi sebuah langkah penting untuk belajar, dan untuk membantu meningkatkan Ollie.

4,5,6. Sekarang saatnya untuk melakukan Ollie sebenarnya. Meraba posisi sama seperti sebelumnya. Pop papan.


Segera setelah Anda melihat hidung mulai naik ke udara, gerakkan tangan Anda hampir vertikal, sementara geser jari telunjuk Anda ke hidung ke tingkat dewan di udara.


Tanah papan kembali, dan menggelinding bersih. Jangan membanting papan bawah, karena melonggarkan baut untuk axels

Jumat, 10 Mei 2013

Keanehan yang terjadi saat tsunami 2004 di aceh

Benarkah tsunami Aceh ulah Amerika "Subhanallah", hanya kata itu yang bisa saya ucapkan, ketika saya mendengar dan membaca bahwa tsunami di aceh tahun 2004 lalu adalah ulah bangsa Adidaya yang namannya Amerika.

Disitu disebutkan bahwa, tsunami tersebut telah diketahui oleh negara India, tsunami tersebut adalah senjata nuklir helium halus yang sengaja diledakkan didasar laut, ini ditemukan dan dimungkinkan karena, banyaknya jenajah di Aceh seperti terbakar.

Saat jenajah tersebut ditemukan keesokkan harinya jenajah menghitam seperti terbakar oleh sesuatu, entah benar atau tidak cerita ini, entah fakta atau fiksi namun kecurigaan kita pantas berdasar, katanya amerika akan mendirikan pangkalan militer di Aceh dan menguasai minyak, entah kapan akan mereka realisasikan, mungkin menunggu pemimpin yang tepat pilihan mereka.


Ulasan ini ternyata dibahas juga oleh situs berita di Indonesia dan dibukukan oleh Jamie king berikut kutipan nya. Sumber resmi mengatakan bahwa tragedi tersebut terjadi karena pergeseran lempeng. Namun, beberapa orang percaya bahwa tragedi tersebut terjadi karena ulah Amerika. Pemerintah Amerika meledakkan sebuah bom nuklir untuk menghancurkan Aceh dan menguasai sumber minyak di Provinsi Serambi Makkah tersebut.

Menurut salah seorang relawan, yang kini tidak diketahui rimbanya, saat tiba di Aceh dia menemukan air tercemar radioaktif. Selain itu, tidak lama setelah tsunami terjadi, sekitar 2.000 marinir Amerika menguasai posisi strategis di provinsi itu dengan dalih operasi penyelamatan. Siapa yang bisa menjamin bahwa kehadiran marinir Amerika hanya untuk membantu korban, tanpa ada misi lain?

Setidaknya konfirasi teori ini telah dibukukan oleh Jamie King dengan Judul: 111 Konspirasi Menghebohkan Dunia, Penerbit: Raih Asa Sukses (Penebar Swadaya Grup) Cetakan: Pertama, 2010, Tebal: 336 halaman. Nyatanya Amerika memang negara besar dan negara Adidaya, Amerika layaknya polisi dunia yang mampu menerapkan hukumnya di negara yang di inginkannya.



Namun setidaknya Amerika melihat bukti kebesaran Allah ta`ala jika memang tsunami Aceh adalah perbuatan mereka, mereka melihat tetap berdiri kokohnya Masjid agung terhadap dahsyatnya tsunami, ini akan membuat mereka menggelengkan kepala, dan membuka mata mereka, karena ada kekuasaan yang lebih tinggi di atas mereka, tinggal tunggu tanggal mainnya.